Tuesday, October 23, 2007

TAWASSUL YANG DISYARI'ATKAN

TAWASSUL YANG DISYARI'ATKAN

Allah swt berfirman yang bermaksud,
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri KepadaNya." (Al-Maa'idah: 35)
Qatadah berkata, "Dekatkanlah dirimu kepadaNya, dengan keta'atan dan amal yang membuatNya redha."

Tawassul yang disyariatkan adalah tawassul sebagaimana yang diperintahkan oleh Al-Quran, diteladankan oleh Rasulullah SAW dan dipraktikkan oleh para sahabat.
Di antara tawassul yang disyariatkan iaitu:
1. Tawassul dengan iman:
Seperti yang dikisahkan Allah dalam Al-Quran tentang hambaNya yang bertawassul dengan iman mereka. Allah swt berfirman yang bermaksud,
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (iaitu), 'Berimanlah kamu kepada Tuhanmu', maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti." (Ali Imran: 193)
2. Tawassul dengan mengesakan Allah:
Seperti doa Nabi Yunus Alaihis Salam, ketika ditelan oleh ikan Nun. Allah mengisahkan dalam firmanNya yang bermaksud:
"Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, 'Bahawa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. Maka Kami telah memperkenankan doanya, dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman." (Al-Anbiyaa': 87-88)
3. Tawassul dengan Nama-Nama Allah:
Sebagaimana tersebut dalam firmanNya yang bermaksud,
"Hanya milik Allah Asma'ul Husna, maka mohonlah kepadaNya dengan menyebut Asma'ul Husna itu." (Al-A'raaf: 180)
Di antara doa Rasulullah SAW dengan Nama-namaNya iaitu:
"Aku memohon KepadaMu dengan segala nama yang Engkau miliki." (HR. At-Tirmizi, hadis hasan shahih)
4. Tawassul dengan Sifat-Sifat Allah:
Sebagaimana doa Rasulullah SAW yang bermaksud,
"Wahai Zat Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhlukNya), dengan rahmatMu aku mohon pertolongan." (HR. At-Tirmizi, hadis hasan)
5. Tawassul dengan amal shalih:
Seperti shalat, berbakti kepada kedua orang tua, menjaga hak dan amanah, bersedekah, zikir, membaca Al-Quran, shalawat atas Nabi, kecintaan kita kepada beliau dan kepada para sahabatnya, serta amal shalih lainnya.
Dalam kitab Shahih Muslim terdapat riwayat yang mengisahkan tiga orang yang terperangkap di dalam gua. Lalu masing-masing bertawassul dengan amal shalihnya. Orang pertama bertawassul dengan amal shalihnya, berupa memelihara hak buruh. Orang kedua dengan baktinya kepada kedua orang tua. Orang yang ketiga bertawassul dengan takutnya kepada Allah, sehingga menggagalkan perbuatan keji yang hendak ia lakukan. Akhirnya Allah membukakan pintu gua itu dari batu besar yang menghalanginya, sampai mereka semua selamat.
6. Tawassul dengan meninggalkan maksiat:
Misalnya dengan meninggalkan minum khamr (minum-minuman keras), berzina dan sebagainya dari berbagai hal yang diharamkan. Salah seorang dari mereka yang terperangkap dalam gua, juga bertawassul dengan meninggalkan zina, sehingga Allah menghilangkan kesulitan yang dihadapinya.
Adapun umat Islam sekarang, mereka meninggalkan amal shalih dan bertawassul dengannya, lalu menyandarkan diri bertawassul dengan amal shalih orang lain yang telah mati. Mereka melanggar petunjuk Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
7. Tawassul dengan memohon doa kepada para nabi dan orang-orang shalih yang masih hidup.
Tersebutlah dalam riwayat, bahawa seorang buta datang kepada Nabi. Orang itu berkata, "Ya Rasulullah, berdoalah kepada Allah, agar Dia menyembuhkanku (sehingga boleh melihat kembali)." Rasulullah SAW menjawab, "Jika engkau menghendaki, aku akan berdoa untukmu, dan jika engkau menghendaki, bersabar adalah lebih baik bagimu." Ia (tetap) berkata, "Doakanlah." Lalu Rasulullah SAW menyuruhnya berwuduk secara sempurna, lalu shalat dua rakaat, selanjutnya beliau menyuruhnya berdoa dengan mengatakan,
"Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu, dan aku menghadap kepadaMu dengan (perantara) NabiMu, seorang Nabi yang membawa rahmat. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap dengan (perantara)mu kepada Tuhanku dalam hajatku ini, agar dipenuhiNya untukku. Ya Allah jadikanlah ia pemberi syafaat kepadaku, dan berilah aku syafaat (pertolongan) di dalamnya." la berkata, "Laki-laki itu kemudian melakukannya, sehingga ia sembuh." (HR. Ahmad, hadis shahih)
Hadis di atas mengandungi pengertian bahawa Rasulullah SAW berdoa untuk laki-laki buta tersebut dalam keadaan beliau masih hidup. Maka Allah swt mengabulkan doanya.
Rasulullah SAW memerintahkan orang tersebut agar berdoa untuk dirinya. Menghadap kepada Allah swt untuk meminta kepadaNya agar Dia menerima syafaat NabiNya. Maka Allah pun menerima doanya.
Doa ini khusus ketika Nabi masih hidup. Dan tidak mungkin berdoa dengannya setelah beliau wafat. Sebab para sahabat tidak melakukan hal itu. Juga, orang-orang buta lainnya tidak ada yang mendapatkan manfaat dengan doa itu, setelah terjadinya peristiwa tersebut.

No comments:

Search Engine

Google
BM4